Kesultanan Pasir
Kesultanan
Pasir
Kesultanan
Paser (yang sebelumnya bernama Kerajaan Sadurangas) adalah sebuah kerajaan yang
berdiri pada tahun 1516 dan dipimpin oleh seorang wanita (Ratu I) yang
dinamakan Putri Di Dalam Petung. Wilayah kekuasaan kerajaan Sadurangas meliputi
Kabupaten Paser yang ada sekarang, ditambah dengan Kabupaten Penajam Paser
Utara,Balikpapan dan Pamukan. Menurut perjanjian VOC-Belanda dengan Kesultanan
Banjar, negeri Paser merupakan salah satu bekas negara dependensi (negara
bagian) di dalam "negara Banjar Raya". Dalam tahun 1853 penduduk Kesultanan
Paser 30.000 jiwa.
Tentang
terbentuknya awal kerajaan Paser, Haji Aji Abdoel Rasyid dan kawan-kawan yang
ditulis oleh M.Irfan lqbal, et.al. Dalam bukunya yang berjudul “Budaya dan
Sejarah Kerajaan Paser” mengatakan terbentuknya Kerajaan Paser pada tanggal 2
Safar tahun 9 Hijriyah atau tahun 630 Masehi. Pada saat Putri Petong berusia 22
tahun dilantik atau dinobatkan menjadi ratu (ratu pertama kerajaan Paser) yang
semula kerajaan Padang Bertinti menjadi kerajaan Sadurengas. Namun, dalam versi
Pemerintah Kabupaten Paser, Kerajaan Sadurangas didirikan pada abad ke-16 atau
sekitar tahun 1516
Sebelum
Putri Petong menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya. Putri Petong diyakini
menganut kepercayaan animisme atau suatu kepercayaan yang memuja roh-roh halus
dan dewa-dewa. Roh-roh halus atau dewa-dewa diyakini bisa membantu
sewaktu-waktu diperlukan, untuk memanggil roh-roh halus tersebut dibutuhkan
sebuah bangunan berbentuk rumah yang dinamakan Panti, di dalam panti tersebut
diberi sesajen kue-kue yang dibuat berbentuk patung-patung dari tepung beras
menyerupai roh yang akan dipanggil. Putri Petong setelah bersuamikan Abu
Mansyur Indra Jaya, setahun kemudian Putri Petong melahirkan anak yang pertama
seorang lelaki yang diberi nama Aji Mas Nata Pangeran Berlindung bin Abu
Mansyur Indra Jaya. Tiga tahun kemudian Putri Petong melahirkan lagi seorang
anak perempuan, yang diberi nama Aji Putri Mitir binti Abu Mansyur Indra Jaya
dan enam tahun kemudian Putri Petong melahirkan lagi seorang lelaki yang diberi
nama Aji Mas Pati Indra bin Abu Mansyur Indra Jaya.
Islamisasi
di Kerajaan Paser
• Jalur perkawinan-perkawinan dilakukan
oleh Abu Mansyur Indra Jaya dengan Putri Petong, dari Kerajaan Paser raja
komunitas Paser. Begitu juga perkawinan Sayyid Ahmad Khairuddin yang kawin dengan
Aji Mitir anak Putri Petong dengan Abu Mansyur Indra Jaya.
• Jalur perdagangan sungai Kendilo
merupakan sungai besar pada zaman mereka, yang selalu dilalui para pedagang
dari berbagai daerah Nusantara, termasuk pedagang dari Arab. Interaksi antara masyarakat
Kerajaan Paser dengan para pedagang muslim menyebabkan sebagian masyarakat
penduduk tertarik untuk memeluk agarna Islam.
• Dalam sebuah cerita rakyat, Putri
Petong sebelum kawin dengan Abu Mansyur Indra Jaya, sudah beberapa kali kawin,
akan tetapi jika akan berhubungan badan dengan lelaki, jika tidak lari dari
peraduan atau mati. Hal ini disebabkan sari bambu yang melekat pada Putri
Petong. Kawinlah dengan Abu Mansyur Indra Jaya yang dapat menyembuhkan penyakit
tersebut
Daerah
Paser saat kedatangan Islam, banyak diketahui dari berbagai tulisan,
diantaranya berdasarkan kitab yang ditulis Aji Aqub tahun 1350 Hijriyah atau
tahun 1920 Masehi yang berjudul "Pelayaran mencari raja tanah Paser"
Sumber lain dari tulisan A.S Assegaf dengan judul "Sejarah kerajaan Kutai
dan Kesultanan Paser" tanpa tahun. Sumber yang lain dapat ditelusuri dari
sumber-sumber Belanda, diantaranya oleh S.C Knappert dengan judul
"Tijdschrift voor ned Indie 1883" Sedangkan yang memuat legenda Putri
Petong ditulis oleh III Nieuwkuyk dalam Versi Reide opstillen ove Boneo, Velome
9 kerajaan Paser juga disinggung dalam tulisan J.Zwager dengan judul
"Tijdschrift voor Nederlan Indie. Seri 4,1866.
Komentar